Inilah salah satu kisahWilliam
Shakespeare, Macbeth adalah drama tragedi Shakespeare yang terpendek dan
dipercaya ditulis antara tahun 1603-1607. Diperkirakan dipentaskan
pertama kali pada April 1611 dan dipublikasikan pada tahun 1623.
Shakespeare membuat karyanya ini berdasarkan kisah nyata tragedi King
Macbeth of Scotland, Macduff dan Duncan dalam Holinshed’s Chronicles
(1587). Meski demikian, Macbeth karya Shakespeare tidaklah sama seperti
peristiwa sesungguhnya (untuk lebih jelasnya bisa dibaca di ulasan abal
saya di bawah ini). Dibalik panggung teater, beberapa orang percaya
bahwa drama ini dikutuk, sehingga mereka tidak berani menyebut judulnya
dengan suara kelas. Akhirnya, drama ini pun mendapatkan julukan baru
“The Scottish Play”. Kini Macbeth tidak lagi ditakuti bahkan telah
diadaptasi ke dalam pita seluloid, televisi, opera, novel, komik, dan
media-media lainnya.
SUMMARY
Macbeth,
The Lord of Glamis adalah salah satu ksatria Raja Duncan dari
Scotlandia. Pada suatu hari, seusai perang melawan kerajaan Norwegia,
Macbeth dan temannya Banquo bertemu dengan 3 orang wanita tua misterius
yang muncul tiba-tiba dihadapan mereka. Ketiga wanita misterius itu
mengatakan ramalan yang kelak akan mengubah hidup Macbeth untuk
selamanya.
“Macbeth, Lord of Glamis”
“Macbeth, Lord of Cawdor”
“Macbeth, King of Scotland”
Pertemuan Macbeth dengan tiga wanita tua |
Kira-kira itulah yang
dikatakan oleh ketiga wanita tua itu. Macbeth dan Banquo yang
mendengarnya tentu saja heran. Macbeth memang “Lord of Glamis”, tetapi
“Lord of Cawdor” masih hidup dan Raja Duncan juga masih sehat walafiat.
Terlebih lagi ketika ketiga wanita itu juga meramalkan kalau keturunan
Banquo kelak akan mendapatkan kedudukan tinggi dan menjadi raja. Setelah
mengatakan ramalan tersebut, ketiga wanita tua itu menghilang. Ditengah
kebingungannya tiba-tiba datanglah dua orang Lord yang membawa pesan
dari Raja Scotlandia. Raja Scotlandia sangat berterima kasih kepada
Macbeth atas jasa-jasanya di medan pertempuran, dan sebagai hadiah ia
menganugerahkan gelar “Lord of Cawdor” kepadanya. Dengan demikian, dua
dari ketiga ramalan wanita tua itu telah menjadi kenyataan.
Macbeth kini seorang Lord of
Cawdor dan ia berambisi menjadi Raja. Ia pun menulis surat kepada
istrinya tentang ramalan yang baru saja ia dengar. Ketika Raja Duncan
memutuskan untuk menghinap di kastil Macbeth, Lady Macbeth membuat
sebuah rencana untuk membunuhnya agar suaminya bisa menjadi raja.
Macbeth merasa ragu, tapi istrinya terus mendesaknya untuk melaksanakan
rencana ini. Malam harinya, Macbeth membunuh Raja Duncan. Tidak ada
satupun yang melihat peristiwa itu. Macbeth gemetaran sampai-sampai
istrinya mengambil alih aksinya. Sesuai rencana, dia membuat seolah-olah
para pengawal Duncan lah yang melakukan pembunuhan dengan cara menaruh
pisau berlumuran darah ditangan mereka yang sedang tertidur. Di pagi
hari, Lennox, salah satu bangsawan, dan Macduff, The Lord of Fife, tiba
di kastil Macbeth dan menemukan jasad Raja yang telah terbunuh. Dengan
penuh amarah, Macbeth membunuh para pengawal sebelum mereka bisa
menjelaskan alibi mereka. Macduff mencurigai Macbeth terlibat dalam
pembunuhan ini, namun dia tidak mengungkapkan kecurigaannya karena belum
adanya bukti. Takut nyawa mereka ikut terancam, Malcown dan Donalbain,
putra-putra Duncan, memutuskan untuk melarikan diri. Malcown ke England
dan Donalbain ke Irlandia. Akhirnya Macbeth diangkat menjadi raja
Scotlandia.
Ramalan ketiga wanita tua itu
telah menjadi kenyataan. Namun rasa cemas justru menggerogoti hati
Macbeth. Ia teringat akan Banquo dan ramalan tentang putra-putranya yang
kelak akan menjadi raja. Merasa terancam, Macbeth mengutus dua orang
untuk membunuh Banquo dan putranya, Flence. Banquo tewas namun putranya
berhasil melarikan diri. Malam harinya di acara perjamuan, hantu Banquo
muncul dan duduk di kursi Macbeth. Hanya Macbeth yang bisa melihatnya
sementara tamu yang lain hanya melihat kursi kosong.
Macbeth
pun memutuskan untuk menemui ketiga wanita tua itu sekali lagi. Mereka
menunjukkan pada Macbeth gambar-gambar di udara. Mula-mula muncul kepala
seorang lelaki yang berlumuran darah mengucapkan sebuah peringatan
bahwa Macduff akan berhianat. Sosok kedua adalah seorang anak kecil
berlumuran darah. Ia meramalkan bahwa Ada seseorang yang ingin membunuh
Macbeth, dan orang itu tidak dilahirkan oleh seorang wanita. Sosok
terakhir adalah seorang anak kecil dengan pohon. Ia mengatakan bahwa
Macbeth tidak akan mati sampai pohon-pohon di Birnam Wood datang
menyerbuh kastilnya di Dunsinane. Tentu saja semua ramalan itu nampak
mustahil. Semua orang pasti dilahirkan oleh wanita dan tidak mungkin
sebuah pohon bisa berjalan menyerbu manusia. Akhirnya satu-satunya yang
dikhawatirkan Macbeth adalah Macduff. Berhubung Macduff sekarang ada di
England, Macbeth membunuh semua orang di kastil Macduff termasuk istri
dan anak-anaknya.
Μacbeth melihat hantu Bonquo duduk di kursinya |
Merasa tertekan akan
apa yang ia dan suaminya lakukan, Lady Macbeth menjadi agak sinting dan
mulai berjalan sambil tidur. Ia meninggal tidak lama setelah itu.
Sementara itu di England, Macduff mendapatkan kabar dari Ross kalau
seluruh keluarganya telah dibunuh oleh Macbeth dan pasukannya. Merasa
marah atas kesewenang-wenangan Macbeth, Malcolm bersama Macduff
memutuskan untuk berperang melawan Macbeth. Mereka dibantu oleh seorang
bangsawan Inggris, Siward (the Elder) yang juga merupakan Earl of
Northumberland. Saat mencapai Birnam Wood, Malcolm memerintahkan
pasukannya untuk mengambil ranting-ranting pohon sebagai kamuflase
sehingga dari jauh pasukan mereka nampak seperti serombongan pohon yang
berjalan. Dengan demikian ramalan sang wanita tua menjadi kenyataan.
Macbeth bertarung melawan Macduff tanpa sedikitpun merasa takut sebab
mengacu pada ramalan wanita tua, hanya pria yang tidak dilahirkan oleh
wanita yang sanggup membunuhnya. Namun Macbeth salah sebab Macduff tidak
dilahirkan oleh ibunya, melainkan “dikeluarkan dari perut ibunya
sebelum waktunya” (Yaa... anda tau kan maksud saya?). Akhirnya, Macduff
pun membunuh Macbeth dan memenggal kepalanya. Malcolm son of Duncan
diangkat menjadi Raja dan keadaan kembali damai seperti sedia kala. ~#THE END#~
***
Macbeth
memiliki banyak kesamaan dengan karya tragedi Shakespere yang lain
“Anthony and Cleopatra”. Keduanya baik itu Antony atau Macbeth adalah
karakter yang ambisius. Mereka berusaha mendapatkan tahta kerajaan namun
akhirnya mendapatkan balasan karena apa yang mereka perbuat. Kedua
kisah ini juga sama-sama memiliki karakter wanita yang powerful dan
memegang peran penting dalam cerita, Cleopatra dan Lady Macbeth.
Shakespeare
menulis kisah ini berdasarkan kisah-kisah dalam Holinshed’s Chronicles,
sebuah sejarah popular dari kepulauan Inggris. Dalam Chronicles,
seorang pria bernama Donwald mendapati beberapa anggota keluarganya di
hukum mati oleh rajanya,King Duff, karena dianggap bersekutu dengan
penyihir. Setelah mendapat tekanan dari istrinya, dia dan empat orang
pelayannya membunuh sang raja di rumahnya sendiri. Dalam Chronicles,
Macbeth digambarkan sebagai pejuang yang setia kepada kerajaan, sampai
suatu hari ia dan temannya, Bonquo bertemu dengan tiga orang penyihir
yang memberi mereka ramalan (isi ramalannya sama persis dengan apa yang
ditulis Shakespeare). Macbeth dan Bonquo kemudian bersama-sama membuat
rencana untuk membunuh Raja, sebagaimana yang Lady Macbeth inginkan.
Macbeth memerintah selama sepuluh tahun sebelum akhirnya digulingkan
oleh Macduff dan Malcolm. Persamaan diantara kedua versi itu nampak
jelas disini. Namun ada juga ahli yang berpendapat Rerum Scoticarum
Historia’nya George Buchanan lebih mirip dengan Macbeth versi
Shakespeare. Pada masa Shakespeare, Historia sudah ditulis dalam bahasa
Latin. Selain itu, dalam Chronicles, Raja Duncan tewas dibunuh dalam
suatu penyergapan bukan dibunuh di rumah Macbeth. Shakespeare sepertinya
mengutip bagian ini dari kisah Donwald and King Duff untuk membuat
dramanya lebih kelam.
Selain itu, Shakespeare juga
membuat sedikit perubahan pada karakter Banquo dengan menjadikannya
sebagai salah satu korban “keserakahan” Macbeth. Banquo yang di
Chronicles digambarkan menjadi karakter antagonis, berubah menjadi
protagonis dalam karya Shakespeare. Hal ini tidak terlepas dari sejarah
yang mengatakan bahwa Banquo merupakan nenek moyang dari Raja Inggris,
James 1. Tentu saja akan sangat berbahaya untuk menulis seorang Kakek
buyut Raja Inggris sebagai seorang pembunuh. Penulis lain pada masa
Shakespeare yang menulis tentang Banquo juga melakukan hal yang sama.
Sebagai contoh, Jean de Schelandre pada bukunya Stuartide juga mengubah
sejarah dengan menggambarkan Banquo sebagai bangsawan yang setia, bukan
seorang pembunuh. Kedua, Shakespeare mungkin mengubah karakter Banquo
karena dia membutuhkan penyelesaian yang dramatis untuk kisahnya. Ya..
seperti yang kita ketahui kematian Banquo membuat hidup Macbeth semakin
sengsara. Ini mendorong cerita menjadi lebih emosional serta menjadi
klimaks yang baik. Para ahli berpendapat kalau jika ada karakter yang
memberikan perubahan drastis bagi Macbeth, karakter itu adalah Banquo.
OKE.... Ini bisa menjadi
pelajaran bagi kita, saudara-saudara. Ambisius sih boleh saja tapi
jangan kelewat ambisius sampai-sampai menggunakan cara kotor untuk
menggapai ambisi tersebut. Bisa-bisa ambisi itu menjadi senjata makan
tuan yang akan menghancurkan dirimu.
#Nunjuk ke arah Macbeth#
Macbeth : “Apa??? Gue ganteng ya???”
Krikk.. krikkkk.... krikkkkkkk.....
#penulis dihajar oleh reader karena ngelantur#
Oke... berikut ini saya hadirkan beberapa trivia yang mungkin menarik untuk diketahui:
TRIVIA
- Macbeth adalah drama tragedi Shakespeare yang terpendek, ribuan baris lebih pendek dari Othello dan King Lear.
- Dalam pertunjukannya, pemeran Macbeth selalu mengenakan pakaian yang kekecilan atau kebesaran. Hal ini disengaja oleh Shakespeare untuk menunjukkan ambisinya yang terlalu besar dan karakternya yang terlalu kecil sebagai seorang Raja.
- Drama ini kemungkinan dibuat untuk merayakan penobatan Raja James I, yang konon merupakan keturunan Bonquo. Ramalan yang mengatakan kalau keturunan Banquo kelak akan menjadi Raja lebih ditujukan sebagai pujian bagi Raja James sendiri. (hahahahahaha.... Pantesan si Banquo mendadak menjadi karakter protagonis. Hehehehe,,!!)
- Karena dianggap membawa sial, para aktor maupun aktris tidak ada yang berani mengucapkan nama Macbeth keras-keras di atas panggung. Mereka menggunakan kata “The Scottish Play” atau “Mac-Bee” untuk menyebut pertunjukan mereka. Dan untuk karakter Macbeth sendiri, mereka memanggilnya sebagai “Mr. and Mrs. M” atau “The Scottish King”.
- Pada era restorasi, Sir William Davenant memproduseri sebuah pertunjukan opera yang diadaptasi dari kisah Macbeth “dengan banyak nyanyian dan tarian” serta spesial effect seperti para penyihir yang terbang.
- Di era modern, Macbeth telah diadaptasi kedalam berbagai media termasuk film. Mungkin kita telah familiar dengan “The Tragedy of Macbeth”nya Roman Polansky. Tapi taukah anda bahwa Film adaptasi Macbeth yang tersukses bukanlah berasal dari Hollywood atau Eropa melainkan dari Jepang? Yuphh... Negeri Sakura telah menunjukkan kepiawaiannya dengan merilis Throne of Blood atau Kumonosu pada tahun 1957. Harold Bloom, salah satu kritikus film Amerika menganggap adaptasi ini sebagai “The most successful film version of Macbeth”.
****
Comments
Post a Comment