Pick our Information

Saturday 12 May 2012

A Midsummer Night’s Dream, Kisah fantasi ala Shakespeare



A Midsummer Night’s Dream adalah dramakomedi karya William Shakespeare yang ditulis pada era antara tahun 1590-1596. Secara garis besar, komedi ini berkisah tentang empat orang kekasih dan serombongan aktor amatir serta petualangan mereka di hutan magis. Komedi ini amat sangat populer dan telah dipentaskan diseluruh dunia. Salah satu yang membuat karya ini istimewa (di mata saya) adalah unsur fantasinya yang kental. Jarang-jarang loh penulis yang satu ini menulis kisah fantasi. Iya kan..???? So.. mari kita intip sama-sama keajaiban apa yang ditawarkan oleh karya Shakespeare yang satu ini.

SUMMARY:
Drama ini memiliki 3 plot utama yang dihubungkan oleh pesta pernikahan The Duke of Athens, Theseus, dan The Queen of the Amazons, Hipollyta. Pada adegan pembuka, Hermia menolak perintah dari ayahnya, Egeus, untuk menikah dengan Demetrius, pria terpandang yang dijodohkan dengannya karena ia telah jatuh cinta kepada pria lain bernama Lysander. Tentu saja hal ini membuat Egeus geram. Ia pun melaporkan “pembangkangan” anaknya ini kepada Theseus. Theseus memberi dua pilihan kepada Hermia,antara menikah dengan Demetrius atau hidup lajang sebagai biarawati. Merasa cinta mereka terancam, Hermia dan Lysander pun memutuskan untuk kawin lari dan bersembunyi di hutan. Mereka memberitahukan rencana mereka ini kepada Helena, teman Hermia yang merupakan bekas pacar Demetrius. Sialnya,Helena yang masih mencintai Demetrius justru membocorkan rahasia ini.

Sementara itu, Oberon, sang raja peri dan istrinya Titania sedang bertengkar. Alasannya sepele, Oberon menginginkan seorang anak kecil untuk menjadi ksatrianya namun Titania menolak. Kesal kepada istrinya, sang raja peri pun mengutus Puck si Hobgoblin untuk mengambil sari bunga “love-in-idleness”, yang jika diusapkan ke mata seseorang akan membuat orang itu jatuh cinta pada makhluk hidup pertama yang ia lihat. Ternyata Oberon ingin balas dendam pada sang istri dan membuat Titania jatuh cinta pada makhluk pertama yang ia lihat di hutan (yang pastinya berupa binatang dan sejenisnya).

Malam itu Lysander dan Hermia tiba di hutan dan tertidur. Demetrius dan Helena juga datang ke hutan yang sama untuk mencari mereka. Demetrius yang merasa tidak nyaman karena diikuti Helena kemana-mana akhirnya marah-marah dan merekapun bertengkar. Pertengkaran itu didengar oleh Oberon yang kemudian mengutus Puck untuk mencari Demetrius dan mengusapkan sari bunga itu ke matanya agar ia jatuh cinta pada Helena. Tapi Puck salah orang. Alih-alih mengusapkan sari bunga ke mata Demetrius, ia malah mengusapkannya pada Lysander yang sedang tertidur (insert suara tawa disini ^^). Helena yang melihat tubuh Lysander terbaring datang dan berusaha membangunkannya. Dan ketika Lysander terbangun............. JEGLERRRRR ...!! Bunga-bunga bermekaran, burung-burung berkicau merdu dan ia pun jatuh cinta pd Helena. #lebay#

Melihat Demetrius masih mengejar Hermia, Oberon memarahi Puck dan menyuruhnya pergi mencari Helena. Saat Demetrius tertidur, Oberon mengusapkan bunga itu ke matanya dan Hulaaaaa...!!!! Ia melihat Helena dan jatuh cinta (juga) padanya.

Hermia yang ditinggal sendirian berusaha mencari kekasihnya, Lysander. Namun Lysander yang kini telah jatuh cinta pada Helena malah menolaknya. Hal ini tentu membuat Hermia kecewa. Ia mengira Helena telah sengaja merebut Lysander. Dilain pihak, Helena bingung karena tiba-tiba ada dua orang lelaki memperebutkan dirinya. Akhirnya keempat orang inipun bertengkar.
Kembali ke desa, beberapa pekerja ingin memeriahkan acara pernikahan Theseus dan berlatih drama untuk memainkan sandiwara Phyramus dan Thisbe. Nick Bottom yang memerankan Phyramus dan teman-temannya pergi ke hutan untuk berlatih agar tidak

diganggu oleh orang-orang. Namun Puck, dengan alasan yang kurang jelas, mengutuk Bottom menjadi keledai (meski hanya kepalanya saja yang berubah menjadi keledai). Teman-temannya yang melihatnya menjadi ketakutan dan meninggalkannya sendirian. Sambil menunggu teman-temannya kembali, Bottom pun bernyanyi. Suara nyanyiannya membangunkan Titania yang langsung jatuh cinta padanya. Ia pun memanjakan Bottom dengan peri-perinya. Setelah dirasa cukup, Oberon membebaskan Titania dari pengaruh bunga. Ia juga mengutus Puck untuk mengembalikan wujud Bottom seperti semula dan mengatur supaya Hermia, Helena, Lysander dan Demetrius mengira bahwa semua yang mereka alami hanyalah mimpi. Mereka juga menyembuhkan Lysander dari pengaruh mantra sehingga ia bisa bersatu kembali dengan Hermia, sementara Demetrius masih terpengaruh mantra dan jatuh cinta pada Helena.

Para peri kemudian menghilang. Theseus dan Hippolyta tiba di hutan dan membangunkan Hermia dkk. Karena Demetrius sekarang mencintai Helena, Theseus dan Egeus merestui hubungan Hermia dan Lysander. Akhirnya, pesta pernikahan Theseus dan Hippolyta berlangsung meriah. Para pekerja menampilkan pertunjukan mereka dengan hancur-hancuran (mungkin karena kemarin mereka gagal latihan..?) sehingga pertunjukan itu berubah menjadi acara komedi yang lucu. Setelah itu semua orang pergi tidur, dan Oberon, Titania, Puck serta para peri lainnya datang dan memberikan berkat mereka kepada pasangan baru Theseus dan Hippolyta. THE END

TOKOH UTAMA:
Hermia : Seorang wanita terhormat dari Athena.
Lysander : Kekasih Hermia
Demetrius : Seorang lelaki terhormat yang mencintai Hermia
Helena : Sahabat karib Hermia yang mencintai Demetrius.
Oberon : Raja Peri
Titania : Ratu para peri
Puck : Seorang Hobgobblin pelayan Oberon.
Nick Bottom : Orang yang dirubah menjadi keledai oleh Puck.
Theseus : The Duke of Athens
Hippolyta : The Queen of Amazons, calon istri Theseus.
Egeus : Ayah Hermia yang menjodohkan Hermia dengan Demetrius

Selain itu juga terdapat karakter-karakter lain yang ikut ambil bagian dalam drama ini,seperti: Peaseblossom , Cobweb, Moth, dan Mustardseed, empat orang peri yang merupakan pelayan Raja Oberon, serta para pekerja yang memainkan drama “Phyramus dan Thisbe”.
*****
Jiahhhhh.....!! Bagaimana menurut pendapat kalian?? Menarik kan ceritanya?? Gomen kalo ringkasan saya agak acak-acakan. Saya kan masih amatiran dalam bidang tulis menulis.#jujur#
Dalam kepercayaan kuno, Midsummer Night atau malam ditengah musim panas adalah salah satu dari empat malam ajaib dalam setahun. Pada malam ini, manusia dapat menemukan jalan ke rumah peri atau tempat-tempat magis. Ketiga malam ajaib lainnya adalah: Malam bulan Mei (Malam terakhir di bulan April), malam natal, dan malam hallowen. Hemmm.... saya tidak tau apakah di Indonesia malam-malam itu juga berlaku. Toh orang Indonesia bisa bertemu makhluk-makhluk gaib hampir setiap saat. Iya toh..? Lagian makhluk gaib kita gak ada yang imut jadi saya gak berminat untuk mencobanya. Hehehehehehehe.. #dilempar sampah#

Tidak diketahui secara pasti kapan pertama kali A Midsummer Night’s Dream ditulis atau dipentaskan. Yang pasti, kisah ini pertama kali “muncul” pada era tahun 1590-an kemungkinan besar dibuat untuk pesta pernikahan bangsawan. Pada tahun 1600-an seorang bookseller bernama Thomas Fisher Mempublikasikan kuarto pertama dari karya ini. Kuarto kedua diterbitkan pada tahun 1619 oleh William Jaggard. Beberapa penulis fantasi modern seperti Neil Gaiman, Orson Scott Card sampai Micheal Buckly juga menggunakan karya klasik ini sebagai bahan referensi dan inspirasi mereka dalam berkarya. Bahkan Andrew Harman sempat menulis sebuah kisah sci-fi parodi dengan judul a Midsummer Night’s Gene. Selama berabad-abad kisah ini terus dipentaskan bahkan sampai sekarang pun masih sering dipentaskan di berbagai dunia bahkan sempat difilmkan juga. Ada yang pernah nonton filmnya???? Kalau saya pribadi sih belom pernah. Hehehehehe...

KISAH TURIN TURAMBAR (THE TALE OF TURIN TURAMBAR)

Bagi yang demen baca The Lord of the Rings pasti sudah tidak asing dengan nama yang satu ini. Turin Turambar adalah karakter rekaan JRR Tolkien. Pertama kali diperkenalkan dalam The Silmarillion, dia adalah seorang protagonis utama sekaligus anti hero dari novel The Children of Hurin. Di buku, Turin adalah seorang manusia dari Zaman Pertama (The First Age) Middle Earth, dimana keluarganya telah dikutuk oleh Morgoth sang penguasa kegelapan. Kisah mereka telah diceritakan dalam The Tale of The Children of Hurin atau Narn I Chin  Hurin. Kabarnya buku ini bersama The Silmarillion akan diterbiitkan di Indonesia. Tapi entahlah, ditunggu sampai bulukan pun buku itu gak terbit-terbit juga. So... Akhirnya saya putuskan untuk membuat Summary’nya disini. Please enjoy..!!

Summary:
Turin dan helm'nya yang legendaris

Dalam Battle of Unnumbered Tears, (Battle antara kaum Elf plus Human melawan pasukan kegelapannya Morgoth)  Hurin, ayah Turin, ditangkap dan dikutuk oleh Morgoth bersama dengan keluarganya. Dor-Lomin, negeri Turin, diserang oleh kaum Easterling dibawah perintah Morgoth. Turin tinggal bersama ibunya, Morwen, yang menyembunyikannya dari para pendatang. Ia takut mereka akan membunuh Turin jika tau Turin adalah putra Hurin. Morwen pun mengirim Turin secara rahasia ke kerajaan Elf, Doriath di bawah perlindungan Grithnir dan Gethron. Morwen tinggal di Dor-Lomin sendirian, dan tidak lama setelah kepergian Turin ia melahirkan Nienor, adik Turin.

Turin dan para pendampingnya hampir sampai di Doriath namun mereka dijebak dan nyaris terbunuh. Untungnya seorang Elf bernama Beleg Strongbow menyelamatkan mereka dan membawa Turin ke Aula Menegroth. Raja Thingol mengadopsi Turin, mengingat perbuatan-perbuatan mulia yang dilakukan ayahnya dan juga hubungan kekerabatannya dengan Beren. Setelah dewasa, Turin menjadi salah satu kesatria paling termasyur dan dihargai karena keberaniannya. Ia berteman dekat dengan Beleg yang kini juga menjadi gurunya dalam ilmu pedang. Turin memutuskan memusatkan kekuatannya untuk melawan Morgoth, berharap semua itu dapat membalaskan dendam keluarganya. Thingol menobatkannya sebagai salah satu ksatria pedang. Bersama Beleg, Turin pun berkeliling negeri untuk melawan Orcs. Ia selalu membawa pedang, dan sebagai tambahan ia selalu memakai The Dragon- Helm of Hador (helm berukiran naga). Jadi, para orc yang melihatnya akan berlari ketakutan.

Saat berusia 20 tahun, Turin secara tidak sengaja menyebabkan kematian Saeros, salah satu penasehat Thingol. Turin marah karena Saeros menghinanya serta merendahkan kedua orang tuanya yang mortal. Ia pun melukai Saeros dengan cara melemparkan piala ke wajah pria itu. Merasa geram, Saeros menyergap Turin secara tiba-tiba di tengah hutan. Namun Turin balik melawan dan mengejar Saeros dengan pedang terhunus. Saeros yang ketakutan lari ke arah jurang. Disana dia tersandung dan jatuh dari tebing hingga menemui ajalnya.

Takut akan hukuman, Turin melarikan diri dari Doriath meskipun Raja Thingol telah memaafkannya. Akhirnya Raja pun mengutus Beleg untuk mencari Turin. Sadar dirinya dicari, Turin melarikan diri ke belantara dan bertemu dengan gerombolan perampok bernama Gaurwaith, yang bertempat tinggal di hutan belakang sungai Taeglin. Turin pun bergabung dengan mereka setelah lebih dulu membunuh salah satu ksatria terbaik diantara para perampok. Setelah satu tahun, Turin telah tumbuh menjadi pemimpin mereka dan mendapat gelar “The Best Man” diantara para perampok. Segera Beleg menemukan Turin di belantara. Ia membujuk Turin untuk kembali ke Doriath namun Turin tidak mengindahkannya. Kemudian, kelompok Turin berhasil menangkap Mim si kurcaci. Untuk menyelamatkan hidupnya, Mim terpaksa menampung para perampok itu di tempat tinggalnya, Bukit Amon Rudh. Beleg kembali menemui Turin sambil membawa helm naga Turin, sehingga area disekitar Amon Rudh pun dikenal dengan nama Dor-Cuarthol, “The Land of Bow and Helm”. Banyak kesatria bergabung dengan mereka sehingga wilayah barat Beleriand pun bersih dari kejahatan dibawah pimpinan  “Two Captains”, Beleg dan Turin.
Kematian Beleg seperti yang diilustrasikan oleh Ted Nasmith

Namun, dengan memakai helm tersebut Turin telah mengungkapkan identitasnya kepada Morgoth yang kemudian mengirim pasukan untuk menyerang Amon Rudh. Mereka menangkap Mim si kurcaci dan memaksanya untuk menunjukkan tempat persembunyian Turin. Dalam penyergapan itu Turin tertangkap dan semua anak buahnya terbunuh kecuali Beleg dan Andvir. Beleg mengikuti para Orc hingga tiba di hutan. Disana dia betemu dengan Gwindor, seorang Elf yang melarikan diri dari Angband. Bersama, mereka menyelamatkan Turin dari cengkraman para Orc. Turin berhasil selamat, namun petaka baru bermunculan. Ketika Beleg hendak melepaskan ikatan Turin, Ia tidak sengaja menikam kaki Turin dengan pedangnya, Anglachel. Turin yang baru saja sadar dari pingsan (dan karena saat itu malam sangat gelap) mengira Beleg adalah Orc yang datang untuk menyiksa dirinya. Ia pun mengambil pedang dan membunuh Beleg.

Sadar akan kesalahannya, Turin amat sedih dan berduka. Kini ia telah kehilangan teman terbaiknya namun Gwindor masih bersamanya. Mereka pun melanjutkan perjalanan ke Nargothrond, negeri asal Gwindor. Kini, selepas kepergian Beleg, Gwindor memberikan Anglachel, pedang hitam milik Beleg kepada Turin. Turin menerimanya dan mengubah nama pedang itu menjadi Gurthang,”Iron of death”. Turin tidak mengungkapkan namanya yang sebenarnya kepada orang-orang sehingga ia mendapatkan julukan baru dan dikenal sebagai Morwegil atau “The Black Sword of Nargothrond” karena ia selalu membawa Gurthang. Gwindor yang sudah lama ditahan Morgoth merasa bahagia karena akhirnya ia bisa bersua kembali dengan kekasihnya, Finduilas, yang juga merupakan putri Raja Orodreth. Namun sayang, Finduilas keburu jatuh cinta pada Turin, meskipun Turin tidak pernah membalas perasaannya.

Dalam waktu singkat, Turin telah menjadi orang paling berpengaruh di Nargothrond. Ia menjadi ketua dewan penasehat Raja dan menyarankan para Elf untuk melawan Morgoth secara terang-terangan. Ia pula yang mencetuskan ide membuat jembatan raksasa antara gerbang-gerbang Nargothrond serta mengatur pembersihan wilayah antara sungai Sirion dan Falas dari para musuh. Karena seluruh kejayaan yang diperolehnya, Turin jadi sombong. Ia tidak mengindahkan nasehat Vala Ulmo untuk menghancurkan jembatan itu dan kembali berperang secara rahasia. Akhirnya semua kejayaan itu berbalik menyerang dirinya. Morgoth mengirimkan pasukan besar di bawah pimpinan Naga Glaurung untuk menyerang Nargothrond. Turin pun mendesak Orodreth untuk mengerahkan pasukan dan bertarung secara terbuka. Selama terjadinya Battle of Tumhalad, kekuatan Nargothrond dihancurkan dan Orodreth tewas. Jembatan yang dibangun Turin telah menolong pasukan Morgoth untuk menguasai benteng dan menyeberangi sungai Narog. Turin bertarung dengan gagah berani. Sendirian ia berhasil menahan Glaurung. Namun Gwindor terluka parah dan tidak dapat ditolong. Sebelum kematiannya, Gwindor meminta Turin untuk menyelamatkan Finduilas, sebab hanya dia yang bisa menyelamatkan Turin dari bencana.

Turin pun segera beraksi, menyelamatkan penduduk Nargothrond dan mencari Finduilas. Namun sayang, ia keburu terpikat oleh pandangan Glaurung yang maha dahsyat sehingga hanya bisa berdiri mematung. Finduilas yang diseret menjauh dari arena pertempuran oleh para pasukan berusaha memanggil Turin, namun Turin mengacuhkannya. Ia telah dihipnotis oleh Glaurung. Sang naga menipunya agar percaya kalu Morwen dan Nienor sedang dalam bahaya. Turin yang termakan hasutan pergi meninggalkan Finduilas untuk mencari keluarganya.

 Sesampainya di Dor-Lomin, Turin mendapati rumahnya telah kosong. Kecewa, Ia pergi mencari Brodda, pemimpin kaum Easterling, sebab sekarang Dor-Lomin telah dikuasai bangsa Easterling. Turin disambut oleh Aerin, istri Brodda yang mengatakan bahwa Morwen telah meninggalkan Dor-Lomin sejak sebelum keruntuhan Nargothrond. Dalam kemarahannya, Turin membunuh Brodda dan para pengikutnya serta membangkitkan pemberontakan. Ketika Turin pergi, Aerin membakar dirinya hidup-hidup. Sisa-sisa kaum Hador pun mendapatkan imbasnya. Mereka diburu dan diperlakukan lebih kejam daripada sebelumnya (Yuphhh..... terima kasih untuk Turin dan kepalanya yang cepat mendidih itu. ==a)
Selanjutnya, Turin mencoba mencari Finduilas dan mengikuti jejaknya sampai ke hutan Brethil. Namun ia datang terlambat. Finduilas telah terbunuh oleh para Orc. Mendengar kabar duka itu, kesedihan menghantam Turin. Ia berduka (beberapa sumber mengatakan dia menangis, tapi saya rasa kata “berduka” lebih terdengar natural) di depan pusara Finduilas, penyesalan menggerogoti hatinya. Ia memanggil dirinya sendiri Turambar, “Master of Doom” atau “Pembawa Bencana”.

Turin pindah ke Ephel Brandir, tempat tinggal kaum Heleth. Pemimpin mereka adalah Brandir si Pincang yang mencoba melindungi rakyatnya secara rahasia. Disana Turin mencoba hidup normal dan menjadi manusia biasa. Ia berhenti menggunakan Gurthang dan lebih suka menggunakan busur dan anak panah. Morwen dan Nienor yang mendengar kabar kekalahan Nargothrond merasa sangat cemas. Mereka dengan tergesa-gesa pergi mencari Turin dengan ditemani sepasukan kecil Elf. Glaurung, yang kini tinggal di reruntuhan Nargothrond, bersembunyi di dalam sungai ketika kabut turun dan menjebak pasukan. Morwen hilang, namun Nienor bertemu dengan sang naga dan dimantrai olehnya, membuatnya hilang ingatan. Turin menemukan Nienor di kuburan Finduilas dalam keadaan bugil. Ia menolak berbicara dan tidak bisa mengingat apapun tentang dirinya. Akhirnya, Turin membawa Nienor pulang dan memanggilnya Niniel. Lambat laun kedua orang ini saling jatuh cinta. Turin melamar Nienor untuk menikah dengannya, berjanji untuk tidak akan berperang lagi kecuali untuk melindungi Nienor. Akhirnya Nienor menerima lamaran Turin dan mereka pun menikah.
Turin vs Glaurung

Tak lama setelah mereka menikah, Turin melanggar janjinya untuk tidak berperang. Glaurung dan pasukan Orc’nya kembali mengusik ketenangan Brethil hingga Turin terpaksa harus mengangkat pedangnya lagi dan bertarung. Ia memutuskan untuk menghadang naga ketika dia melintasi jurang dan mencoba menikamnya dari bawah. Turin membawa dua pasukan bersamanya, Dorlas dan Hunthor. Namun pasukan pertama melarikan diri dan pasukan lainnya terbunuh oleh batu. Turin sendiri berhasil menikam Glaurung dengan Gurthang namun ia terluka oleh racun yang berasal dari darah naga dan jatuh pingsan. Ketika Nienor datang mencari Turin, Glaurung, dengan kata-kata terakhirnya menarik semua mantra dan kutukan yang diberikannya pada Nienor. Nienor ingat segalanya, siapa dia sesungguhnya dan menyadari kalau Turin yang ia nikahi adalah saudara kandungnya sendiri. Putus asa (dan mungkin juga karena malu atas apa yang ia lakukan), Nienor menjatuhkan dirinya ke jurang dan tewas. Brandir menyaksikan semua itu. Ketika Turin tersadar dari lukanya, ia memberitahukan semua yang ia tahu kepada Turin. Menolak untuk percaya dan dalam kemarahan atas takdirnya yang tidak bersahabat, Turin membunuh Brandir dan berlari dalam kegilaan menuju kuburan Finduilas. Dalam keputus-asaan, Ia pergi ke Cabed-en-Aras dan mengakhiri hidupnya sendiri di ujung Gurthang.

Turin dimakamkan di sebuah bukit dekat tepi Cabed-en-Aras bersama dengan Gurthang yang telah patah. Sebuah batu besar diletakkan di atas makam yang mana diatasnya tertulis dalam aksara Doriath:

TURIN TURAMBAR DAGNIR GLAURUNGA
NIENOR NINIEL

Meskipun nama Nienor tertulis di batu nisan, jasad Nienor tidak dikuburkan disana. Sebab dalam kenyataannya jasad Nienor tidak pernah ditemukan.

Dua tahun kemudian, Morwen dan Hurin (yang dibebaskan oleh Morgoth setelah kematian Turin) bertemu di tempat itu untuk terakhir kalinya. Tidak lama setelah pertemuan yang amat singkat itu Morwen meninggal. Bukit itu selamat dari kehancuran saat War of the Wrath dan tidak ikut hilang saat Baleriand tenggelam. Di masa depan, bukit itu berubah menjadi sebuah pulau, Tol Morwen, yang merupakan salah satu pulau di luar pantai Middle Earth.
****


MACBETH, the shortest Shakespeare's tragedy

Inilah salah satu kisahWilliam Shakespeare, Macbeth adalah drama tragedi Shakespeare yang terpendek dan dipercaya ditulis antara tahun 1603-1607. Diperkirakan dipentaskan pertama kali pada April 1611 dan dipublikasikan pada tahun 1623. Shakespeare membuat karyanya ini berdasarkan kisah nyata tragedi King Macbeth of Scotland, Macduff dan Duncan dalam Holinshed’s Chronicles (1587). Meski demikian, Macbeth karya Shakespeare tidaklah sama seperti peristiwa sesungguhnya (untuk lebih jelasnya bisa dibaca di ulasan abal saya di bawah ini). Dibalik panggung teater, beberapa orang percaya bahwa drama ini dikutuk, sehingga mereka tidak berani menyebut judulnya dengan suara kelas. Akhirnya, drama ini pun mendapatkan julukan baru “The Scottish Play”. Kini Macbeth tidak lagi ditakuti bahkan telah diadaptasi ke dalam pita seluloid, televisi, opera, novel, komik, dan media-media lainnya.



SUMMARY
Macbeth, The Lord of Glamis adalah salah satu ksatria Raja Duncan dari Scotlandia. Pada suatu hari, seusai perang melawan kerajaan Norwegia, Macbeth dan temannya Banquo bertemu dengan 3 orang wanita tua misterius yang muncul tiba-tiba dihadapan mereka. Ketiga wanita misterius itu mengatakan ramalan yang kelak akan mengubah hidup Macbeth untuk selamanya.

“Macbeth, Lord of Glamis”
“Macbeth, Lord of Cawdor”
“Macbeth, King of Scotland”

Pertemuan Macbeth dengan tiga wanita tua
Kira-kira itulah yang dikatakan oleh ketiga wanita tua itu. Macbeth dan Banquo yang mendengarnya tentu saja heran. Macbeth memang “Lord of Glamis”, tetapi “Lord of Cawdor” masih hidup dan Raja Duncan juga masih sehat walafiat. Terlebih lagi ketika ketiga wanita itu juga meramalkan kalau keturunan Banquo kelak akan mendapatkan kedudukan tinggi dan menjadi raja. Setelah mengatakan ramalan tersebut, ketiga wanita tua itu menghilang. Ditengah kebingungannya tiba-tiba datanglah dua orang Lord yang membawa pesan dari Raja Scotlandia. Raja Scotlandia sangat berterima kasih kepada Macbeth atas jasa-jasanya di medan pertempuran, dan sebagai hadiah ia menganugerahkan gelar “Lord of Cawdor” kepadanya. Dengan demikian, dua dari ketiga ramalan wanita tua itu telah menjadi kenyataan.

Macbeth kini seorang Lord of Cawdor dan ia berambisi menjadi Raja. Ia pun menulis surat kepada istrinya tentang ramalan yang baru saja ia dengar. Ketika Raja Duncan memutuskan untuk menghinap di kastil Macbeth, Lady Macbeth membuat sebuah rencana untuk membunuhnya agar suaminya bisa menjadi raja. Macbeth merasa ragu, tapi istrinya terus mendesaknya untuk melaksanakan rencana ini. Malam harinya, Macbeth membunuh Raja Duncan. Tidak ada satupun yang melihat peristiwa itu. Macbeth gemetaran sampai-sampai istrinya mengambil alih aksinya. Sesuai rencana, dia membuat seolah-olah para pengawal Duncan lah yang melakukan pembunuhan dengan cara menaruh pisau berlumuran darah ditangan mereka yang sedang tertidur. Di pagi hari, Lennox, salah satu bangsawan, dan Macduff, The Lord of Fife, tiba di kastil Macbeth dan menemukan jasad Raja yang telah terbunuh. Dengan penuh amarah, Macbeth membunuh para pengawal sebelum mereka bisa menjelaskan alibi mereka. Macduff mencurigai Macbeth terlibat dalam pembunuhan ini, namun dia tidak mengungkapkan kecurigaannya karena belum adanya bukti. Takut nyawa mereka ikut terancam, Malcown dan Donalbain, putra-putra Duncan, memutuskan untuk melarikan diri. Malcown ke England dan Donalbain ke Irlandia. Akhirnya Macbeth diangkat menjadi raja Scotlandia.

Ramalan ketiga wanita tua itu telah menjadi kenyataan. Namun rasa cemas justru menggerogoti hati Macbeth. Ia teringat akan Banquo dan ramalan tentang putra-putranya yang kelak akan menjadi raja. Merasa terancam, Macbeth mengutus dua orang untuk membunuh Banquo dan putranya, Flence. Banquo tewas namun putranya berhasil melarikan diri. Malam harinya di acara perjamuan, hantu Banquo muncul dan duduk di kursi Macbeth. Hanya Macbeth yang bisa melihatnya sementara tamu yang lain hanya melihat kursi kosong.

Macbeth pun memutuskan untuk menemui ketiga wanita tua itu sekali lagi. Mereka menunjukkan pada Macbeth gambar-gambar di udara. Mula-mula muncul kepala seorang lelaki yang berlumuran darah mengucapkan sebuah peringatan bahwa Macduff akan berhianat. Sosok kedua adalah seorang anak kecil berlumuran darah. Ia meramalkan bahwa Ada seseorang yang ingin membunuh Macbeth, dan orang itu tidak dilahirkan oleh seorang wanita. Sosok terakhir adalah seorang anak kecil dengan pohon. Ia mengatakan bahwa Macbeth tidak akan mati sampai pohon-pohon di Birnam Wood datang menyerbuh kastilnya di Dunsinane. Tentu saja semua ramalan itu nampak mustahil. Semua orang pasti dilahirkan oleh wanita dan tidak mungkin sebuah pohon bisa berjalan menyerbu manusia. Akhirnya satu-satunya yang dikhawatirkan Macbeth adalah Macduff. Berhubung Macduff sekarang ada di England, Macbeth membunuh semua orang di kastil Macduff termasuk istri dan anak-anaknya.

Μacbeth melihat hantu Bonquo duduk di kursinya
Merasa tertekan akan apa yang ia dan suaminya lakukan, Lady Macbeth menjadi agak sinting dan mulai berjalan sambil tidur. Ia meninggal tidak lama setelah itu. Sementara itu di England, Macduff mendapatkan kabar dari Ross kalau seluruh keluarganya telah dibunuh oleh Macbeth dan pasukannya. Merasa marah atas kesewenang-wenangan Macbeth, Malcolm bersama Macduff memutuskan untuk berperang melawan Macbeth. Mereka dibantu oleh seorang bangsawan Inggris, Siward (the Elder) yang juga merupakan Earl of Northumberland. Saat mencapai Birnam Wood, Malcolm memerintahkan pasukannya untuk mengambil ranting-ranting pohon sebagai kamuflase sehingga dari jauh pasukan mereka nampak seperti serombongan pohon yang berjalan. Dengan demikian ramalan sang wanita tua menjadi kenyataan. Macbeth bertarung melawan Macduff tanpa sedikitpun merasa takut sebab mengacu pada ramalan wanita tua, hanya pria yang tidak dilahirkan oleh wanita yang sanggup membunuhnya. Namun Macbeth salah sebab Macduff tidak dilahirkan oleh ibunya, melainkan “dikeluarkan dari perut ibunya sebelum waktunya” (Yaa... anda tau kan maksud saya?). Akhirnya, Macduff pun membunuh Macbeth dan memenggal kepalanya. Malcolm son of Duncan diangkat menjadi Raja dan keadaan kembali damai seperti sedia kala. ~#THE END#~
***
Macbeth memiliki banyak kesamaan dengan karya tragedi Shakespere yang lain “Anthony and Cleopatra”. Keduanya baik itu Antony atau Macbeth adalah karakter yang ambisius. Mereka berusaha mendapatkan tahta kerajaan namun akhirnya mendapatkan balasan karena apa yang mereka perbuat. Kedua kisah ini juga sama-sama memiliki karakter wanita yang powerful dan memegang peran penting dalam cerita, Cleopatra dan Lady Macbeth.

Shakespeare menulis kisah ini berdasarkan kisah-kisah dalam Holinshed’s Chronicles, sebuah sejarah popular dari kepulauan Inggris. Dalam Chronicles, seorang pria bernama Donwald mendapati beberapa anggota keluarganya di hukum mati oleh rajanya,King Duff, karena dianggap bersekutu dengan penyihir. Setelah mendapat tekanan dari istrinya, dia dan empat orang pelayannya membunuh sang raja di rumahnya sendiri. Dalam Chronicles, Macbeth digambarkan sebagai pejuang yang setia kepada kerajaan, sampai suatu hari ia dan temannya, Bonquo bertemu dengan tiga orang penyihir yang memberi mereka ramalan (isi ramalannya sama persis dengan apa yang ditulis Shakespeare). Macbeth dan Bonquo kemudian bersama-sama membuat rencana untuk membunuh Raja, sebagaimana yang Lady Macbeth inginkan. Macbeth memerintah selama sepuluh tahun sebelum akhirnya digulingkan oleh Macduff dan Malcolm. Persamaan diantara kedua versi itu nampak jelas disini. Namun ada juga ahli yang berpendapat Rerum Scoticarum Historia’nya George Buchanan lebih mirip dengan Macbeth versi Shakespeare. Pada masa Shakespeare, Historia sudah ditulis dalam bahasa Latin. Selain itu, dalam Chronicles, Raja Duncan tewas dibunuh dalam suatu penyergapan bukan dibunuh di rumah Macbeth. Shakespeare sepertinya mengutip bagian ini dari kisah Donwald and King Duff untuk membuat dramanya lebih kelam.

Selain itu, Shakespeare juga membuat sedikit perubahan pada karakter Banquo dengan menjadikannya sebagai salah satu korban “keserakahan” Macbeth. Banquo yang di Chronicles digambarkan menjadi karakter antagonis, berubah menjadi protagonis dalam karya Shakespeare. Hal ini tidak terlepas dari sejarah yang mengatakan bahwa Banquo merupakan nenek moyang dari Raja Inggris, James 1. Tentu saja akan sangat berbahaya untuk menulis seorang Kakek buyut Raja Inggris sebagai seorang pembunuh. Penulis lain pada masa Shakespeare yang menulis tentang Banquo juga melakukan hal yang sama. Sebagai contoh, Jean de Schelandre pada bukunya Stuartide juga mengubah sejarah dengan menggambarkan Banquo sebagai bangsawan yang setia, bukan seorang pembunuh. Kedua, Shakespeare mungkin mengubah karakter Banquo karena dia membutuhkan penyelesaian yang dramatis untuk kisahnya. Ya.. seperti yang kita ketahui kematian Banquo membuat hidup Macbeth semakin sengsara. Ini mendorong cerita menjadi lebih emosional serta menjadi klimaks yang baik. Para ahli berpendapat kalau jika ada karakter yang memberikan perubahan drastis bagi Macbeth, karakter itu adalah Banquo.

OKE.... Ini bisa menjadi pelajaran bagi kita, saudara-saudara. Ambisius sih boleh saja tapi jangan kelewat ambisius sampai-sampai menggunakan cara kotor untuk menggapai ambisi tersebut. Bisa-bisa ambisi itu menjadi senjata makan tuan yang akan menghancurkan dirimu.
#Nunjuk ke arah Macbeth#
Macbeth : “Apa??? Gue ganteng ya???”
Krikk.. krikkkk.... krikkkkkkk.....
#penulis dihajar oleh reader karena ngelantur#
Oke... berikut ini saya hadirkan beberapa trivia yang mungkin menarik untuk diketahui:

TRIVIA
  • Macbeth adalah drama tragedi Shakespeare yang terpendek, ribuan baris lebih pendek dari Othello dan King Lear.
  • Dalam pertunjukannya, pemeran Macbeth selalu mengenakan pakaian yang kekecilan atau kebesaran. Hal ini disengaja oleh Shakespeare untuk menunjukkan ambisinya yang terlalu besar dan karakternya yang terlalu kecil sebagai seorang Raja.
  • Drama ini kemungkinan dibuat untuk merayakan penobatan Raja James I, yang konon merupakan keturunan Bonquo. Ramalan yang mengatakan kalau keturunan Banquo kelak akan menjadi Raja lebih ditujukan sebagai pujian bagi Raja James sendiri. (hahahahahaha.... Pantesan si Banquo mendadak menjadi karakter protagonis. Hehehehe,,!!)
  • Karena dianggap membawa sial, para aktor maupun aktris tidak ada yang berani mengucapkan nama Macbeth keras-keras di atas panggung. Mereka menggunakan kata “The Scottish Play” atau “Mac-Bee” untuk menyebut pertunjukan mereka. Dan untuk karakter Macbeth sendiri, mereka memanggilnya sebagai “Mr. and Mrs. M” atau “The Scottish King”.
  • Pada era restorasi, Sir William Davenant memproduseri sebuah pertunjukan opera yang diadaptasi dari kisah Macbeth “dengan banyak nyanyian dan tarian” serta spesial effect seperti para penyihir yang terbang.
  • Di era modern, Macbeth telah diadaptasi kedalam berbagai media termasuk film. Mungkin kita telah familiar dengan “The Tragedy of Macbeth”nya Roman Polansky. Tapi taukah anda bahwa Film adaptasi Macbeth yang tersukses bukanlah berasal dari Hollywood atau Eropa melainkan dari Jepang? Yuphh... Negeri Sakura telah menunjukkan kepiawaiannya dengan merilis Throne of Blood atau Kumonosu pada tahun 1957. Harold Bloom, salah satu kritikus film Amerika menganggap adaptasi ini sebagai “The most successful film version of Macbeth”.

****